Hikmah Idul Adha : Keteladanan Nabi Ibrahim.
Saat ini diakui atau tidak, sedang terjadi krisis keteladan, mulai dari dari rakyat sampai pejabat, orang desa sampai orang kota, anak maupun orang tua. Susah mencari orang lurus aqidahnya, baik ibadahnya, bijaksana sikapnya, taat kepada Allah sikapnya, ikhlas dasar amalannya. Ada bebarapa keteladan nabi Ibrahim yang patut kita contoh, diantaranya:
Keteladanan dalam aqidah.
Nabi Ibrahim as memiliki aqidah yang benar dan lurus, tidak bengkok mengikuti syahwat atau melengkung mengikuti nafsu. Tidak terjerumus kepada syirik, tidak menyembah bintang, bulan, matahari, pohon maupun berhala.
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),” (QS: An Nahl / 16 : 120).
Keteladanan dalam taat kepada Allah.
Nabi Ibrahim as telah memberikan contoh dan teladan yang baik dalam ketaatan kepada Allah, dia melaksanakan perintahAllah dengan ikhlas, sepenuh hati dikerjakan, hanya mengharap ridha Allah.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Keteladanan dalam membina keluarga.
Nabi Ibrahim telah memberikan keteladanan yang baik terkait dengan kehidupan berumah tangga, dalam membina keluarga sakinah mawaddah warahmah. Dia mampu mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang shaleh, berbakti kepada kedua orang tua dan taat kepada Allah.
Ismail dan Ishaq adalah anak nabi Ibrahim as, mereka adalah nabi. Cucu nabi Ibrahim juga ada yang menjadi nabi, namanya Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim, cicitnya juga ada yang menjadi nabi, namanya Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Bahkan keturunan nabi Ibrahim as yang bernama Muhammad bin Abudullah juga seorang nabi dan rasulullah, bahkan menjadi nabi dan rasul yang terakhir, tidak ada lagi nanti dan rasul sesudahnya.
Sehingga nabi Ibrahim mendapat gelar Abul Anbiya’ (bapak para nabi).
Nabi Ibrahim senantiasa mengedepankan dialog dan musyawarah dalam mengambil keputusan, tegas dalam kebenaran, menghargai pendapat orang lain walaupun itu dari anak kecil.
Cuplikan Khutbah Idul Adha, sumber : eramuslim.com
Saat ini diakui atau tidak, sedang terjadi krisis keteladan, mulai dari dari rakyat sampai pejabat, orang desa sampai orang kota, anak maupun orang tua. Susah mencari orang lurus aqidahnya, baik ibadahnya, bijaksana sikapnya, taat kepada Allah sikapnya, ikhlas dasar amalannya. Ada bebarapa keteladan nabi Ibrahim yang patut kita contoh, diantaranya:
Keteladanan dalam aqidah.
Nabi Ibrahim as memiliki aqidah yang benar dan lurus, tidak bengkok mengikuti syahwat atau melengkung mengikuti nafsu. Tidak terjerumus kepada syirik, tidak menyembah bintang, bulan, matahari, pohon maupun berhala.
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),” (QS: An Nahl / 16 : 120).
Keteladanan dalam taat kepada Allah.
Nabi Ibrahim as telah memberikan contoh dan teladan yang baik dalam ketaatan kepada Allah, dia melaksanakan perintahAllah dengan ikhlas, sepenuh hati dikerjakan, hanya mengharap ridha Allah.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Keteladanan dalam membina keluarga.
Nabi Ibrahim telah memberikan keteladanan yang baik terkait dengan kehidupan berumah tangga, dalam membina keluarga sakinah mawaddah warahmah. Dia mampu mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang shaleh, berbakti kepada kedua orang tua dan taat kepada Allah.
Ismail dan Ishaq adalah anak nabi Ibrahim as, mereka adalah nabi. Cucu nabi Ibrahim juga ada yang menjadi nabi, namanya Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim, cicitnya juga ada yang menjadi nabi, namanya Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Bahkan keturunan nabi Ibrahim as yang bernama Muhammad bin Abudullah juga seorang nabi dan rasulullah, bahkan menjadi nabi dan rasul yang terakhir, tidak ada lagi nanti dan rasul sesudahnya.
Sehingga nabi Ibrahim mendapat gelar Abul Anbiya’ (bapak para nabi).
Nabi Ibrahim senantiasa mengedepankan dialog dan musyawarah dalam mengambil keputusan, tegas dalam kebenaran, menghargai pendapat orang lain walaupun itu dari anak kecil.
Cuplikan Khutbah Idul Adha, sumber : eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar